'Hari Tidur Sedunia' pada 18 Maret, Upaya Promosi Manfaat Tidur yang Baik

19.50 priyoh 0 Comments



Jakarta, Tahukah Anda ada 'Hari Tidur Sedunia'? Ini merupakan peringatan yang digagas World Association of Sleep Medicine (WASM). Tujuannya adalah untuk mempromosikan manfaat tidur yang baik.

Peringatan ini sudah digelar sejak 2008 lalu. Hari Jumat di pekan kedua penuh bulan Maret, menjadi hari yang dipilih untuk peringatan 'Hari Tidur Sedunia'. Nah, untuk 2016 ini, jatuh pada Jumat 18 Maret besok.

Ini bukan berarti semua orang harus tidur seharian. Sebab peringatan ini digagas untuk mempromosikan manfaat yang bisa diperoleh dari tidur yang baik.

Dengan adanya 'Hari Tidur Sedunia', warga dunia diajak untuk memahami bahwa ada banyak isu terkait tidur. Masalah-masalah seputar tidur, misalnya insomnia, seringkali dianggap biasa dan sepele. Padahal jika seseorang tidak mendapatkan tidur yang cukup tentu berpengaruh pada kesehatannya. Bahkan ditengarai masalah tidur mengancam kesehatan dan kualitas hidup sebanyak 45 per persen dari populasi dunia.

Dikutip dari situs worldsleepday.org, tidur merupakan salah satu pilar kesehatan, bersama dengan diet seimbang dan olahraga yang cukup. Ketika seseorang tidak mendapatkan tidur yang baik, maka kesehatannya bisa menurun. Selanjutnya kurang tidur dan kesehatan yang buruk bisa menurunkan kualitas hidup.

Dalam situs tersebut dipaparkan ada tiga unsur kualitas tidur yang baik, yakni:
1. Durasi, di mana lamanya tidur harus cukup untuk beristirahat dan bisa membuat seseorang waspada di hari berikutnya.
2. Kontinuitas, di mana tidur harus berlangsung mulus tanpa gangguan.
3. Mendalam, di mana seseorang bisa tidur dengan nyenyak sehingga cukup untuk mengembalikan kesegaran tubuhnya.

Untuk mendapatkan tidur yang berkualitas, disarankan untuk memperhatikan kondisi lingkungan. Temperatur, suara, cahaya, kenyamanan tempat tidur dan peralatan elektronik di kamar tidur merupakan hal-hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan tidur yang berkualitas.

Selain itu perlu diperhatikan pula pernapasan selama tidur. Karena pada beberapa orang bisa terjadi gangguan bernapas dalam tidur, di mana terjadi henti napas sesaat atau sleep apnea. Pada kondisi itu, tidak ada napas selama kira-kira 20 detik. Kondisi ini memengaruhi 17 persen laki-laki dan 9 persen perempuan berusia paruh baya dan yang lebih tua.

Jika diketahui pasti bahwa seseorang berisiko sleep apnea, maka biasanya dokter akan merekomendasikan orang tersebut untuk menurunkan berat badan (jika kegemukan) dan dipasangkan CPAP atau Continuous Positive Airway Pressure.

Sleep apnea memang jangan diremehkan. Sebab bila seseorang diketahui memiliki riwayat stroke atau gangguan jantung, maka sleep apnea menjadi salah satu risiko yang harus diwaspadai. Terutama jika orang tersebut sering mendengkur saat tidur.(vit/up)

Via : detik health.
  

0 komentar: